Site icon Arus Kaltara

Aksi Bisu Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Aruskaltara.com, Bulungan – Tanggal 5 Juni adalah Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Monumen ini bertujuan untuk menjadi momen refleksi global tentang pentingnya bekerja sama dalam tindakan bersama untuk mencapai tujuan keadilan lingkungan secara sehat dan berkelanjutan.

Kelompok Peduli Lingkungan melakukan aksi damai di Tanjun Seroa Love Peace Memorial untuk memperingati upacara peringatan tersebut.

Saya baru saja membuka sederet poster dengan aksi terdiam, berbagai prasasti yang menyerukan peringatan.

Koordinator Aksi Muzakar Saiman mengatakan kondisi lingkungan saat ini harus menjadi perhatian bersama, khususnya di Brungan. Banjir, misalnya, tidak jarang terjadi.

Siapapun dapat memperhatikan lingkungan agar tetap lestari. Tentunya keinginan untuk hidup sehat perlu berbanding lurus dengan melindungi setiap orang dari lingkungan.

Menurutnya, Kalutara merupakan kawasan datar yang kaya akan keanekaragaman hayati, sehingga perlu dijaga dan dilindungi kelestariannya baik dari ancaman eksploitasi maupun kerusakan lingkungan secara masif yang mengancam kehidupan banyak orang.

“Minggu lalu terjadi banjir dan beberapa daerah tergenang air. Situasi ini berulang berkali-kali. Ke depan, jika kita tidak peduli terhadap lingkungan bersama, bencana yang lebih besar akan terjadi. Bahkan bisa terjadi,” katanya ketika dia diserang oleh pengamat aksi.

Muzakar juga menekankan pada kesempatan ini bahwa Brungan secara khusus dan Kalutara pada umumnya saat ini sedang dipantau oleh banyak pihak, terutama investor yang memanfaatkan sumber daya alam (SDA).

Kita perlu mengeluarkan peringatan di sini karena itu berarti menggunakan sumber daya alam. Oleh karena itu, perlindungan dan kelangsungan hidup adalah hal yang utama.

“Tanakuninman Kupadi punya agenda KIPI (kawasan industri dan pelabuhan internasional), dan kabupaten Peso juga punya PLTA (PLTA). Ini agenda berbasis sumber daya alam. Pemerintah daerah punya agenda ini. Selain dari jelas manfaat agenda itu, berdampak negatif bagi masyarakat,” terangnya.

Menurutnya, yang terpenting dari sekian banyak agenda besar adalah bagaimana sebenarnya para analis dampak lingkungan (Amdal) dapat mengimbangi.

“Pemerintah sebagai pemegang polis perlu memberikan perhatian khusus kepada mereka yang berinteraksi langsung dengan masyarakat,” jelasnya. Di Kalutara, banyak permasalahan lingkungan yang perlu diselesaikan, tidak hanya untuk mencegah terulangnya kembali, tetapi juga untuk memastikan pemulihan lingkungan.

“Kami Kelompok Peduli Lingkungan menghimbau kepada pemerintah daerah untuk menyelesaikan semua permasalahan lingkungan di Kalimantan Utara dan bekerja sama untuk menciptakan kehidupan yang bersih dan selalu mengikuti pentingnya perlindungan lingkungan.” Tukang Kunci.

Exit mobile version