Site icon Arus Kaltara

Kasus Hepatitis Akut Di Indonesia, Kemenkes: 5 Meninggal, 10 Terobati

Aruskaltara.com – Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, 15 dari 15 pasien suspek hepatitis akut telah meninggal dunia. Namun, kata dia, sebagian besar pasien masih curiga.

“Hanya empat yang bisa diklasifikasikan menunggu klasifikasi, yang lain masih mencurigakan karena belum ada hasil laboratorium,” katanya kepada Tempo, Selasa, 10 Mei 2022.

Terkait pemeriksaan virus hepatitis A hingga E pada 15 kasus, Nadia mengatakan pihaknya masih belum mendapatkan hasil karena masih menunggu.

“Sekuens genom masih berjalan, tetapi tes PCR pada Covid dilakukan pada sembilan pasien dan hasilnya negatif,” katanya. Nadia juga mengatakan, Kementerian Kesehatan telah melakukan lima penyelidikan epidemiologi (PEs). Namun, hingga saat ini, mereka belum menemukan model penyebaran penyakit tersebut.

“Saat ini hasil PE tidak mendeteksi adanya pola penularan,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya besar untuk mendorong masyarakat untuk mendeteksi, mematuhi protokol kesehatan, memastikan kebersihan dan sanitasi pribadi, mencuci tangan dan tidak menggunakannya tepat waktu. berbagi makanan dan, jika ada keluhan, segera ke rumah sakit atau pusat kesehatan.

“Keluhan diawali dengan mual dan diare. Jangan menunggu terus,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Masyarakat Budi Gunadi Sadikin mengatakan tiga kasus pertama hepatitis akut di Indonesia dilaporkan pada 27 April 2022, atau beberapa hari setelah WHO melaporkan kejadian langka atau wabah di Eropa. Ia mengungkapkan, pihaknya sedang memantau kejadian tersebut dengan membuat surat edaran (SE) tentang tindakan pencegahan untuk mendeteksi hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

“Pada 27 April, kami langsung mengeluarkan surat edaran kepada seluruh rumah sakit dan otoritas kesehatan untuk memantau hal tersebut,” katanya.

Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya juga sedang berkomunikasi dengan Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat dan pemerintah Inggris untuk mendapatkan informasi mengenai penyakit tersebut.

“Indonesia bekerja sama dengan WHO dan kami juga bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris untuk segera mengidentifikasi penyebab penyakit ini. Mungkin adenovirus strain 41, tetapi ada juga banyak kasus di mana tidak ada adenovirus strain 41.” dia berkata.

Hepatitis akut misterius ini dikatakan lebih rentan terhadap kejang pada anak-anak. Anak-anak di bawah usia 6 tahun dikatakan belum memiliki sistem imun yang sempurna.

Exit mobile version